Buat beberapa orang, angka 13 masih dianggap angka yang kudu dihindari.
Dan bos saya termasuk dalam 'beberapa' orang tersebut.
Pagi ini saya coba menyalakan notebooknya (kerjaan rutin tiap pagi), yang passwordnya berakhiran angka 12.
Memang sudah aware bahwa password itu bakal kadaluwarsa dalam waktu dekat, tapi seperti biasa nggak akan saya ganti kecuali benar2 sudah waktunya (passwordnya harus diperbarui tiap 3 bulan), atau diminta sama yang bersangkutan.
Ya iyalah, bukan komputer saya, masak saya berani gonta-ganti tanpa diminta sama pemiliknya.
Ketika diminta masukkan password, saya ketik: "xxxx12"
Wah nggak bisa.
Oh, barangkali kemarin sempat diganti sendiri sama si bos.
Ya sudah, coba lagi masukkan password: "xxxx13" (seperti jadi 'kesepakatan tak tertulis' jika expired, tinggal ganti angkanya ke angka berikut).
Lho masih nggak mau.
Coba lagi password awal: "xxxx12"
Lha... malah keblokir.
Kebetulan (untung?) hari ini adalah hari pertama reviewer asing datang dan kerja di kantor.
Jadi orang para IT-ers juga sudah stand by sejak pagi.
Dengan bantuan IT, maka password di-reset ke password asal.
Beres. Alhamdulillah.
Jam setengah sembilan kurang, si bos telepon dari jalan. Biasalah, ini-itu, ini-itu.
Nggak lama kemudian udah nongol. Minta dikoreksi materi untuk presentasi di depan bule-bule reviewer pagi ini.
Jreeeeeeng... baru dia teringat bahwa password notebooknya sudah dia ganti.
(Tidak biasanya, dia nggak meninggalkan catatan ato memberi tau via sms password barunya).
"Nov, I changed d passwod...."
"O, makanya tadi pagi nggak bisa saya buka (notebooknya). Tapi saya sudah minta tolong IT untuk reset ke password yang lama."
"Ok. I changed it to xxxx15"
Pantes aja.... sampe kapan juga nggak akan mau kebuka tuh komputer.
Lha "loncatnya" banyak banged, dari 12 ke 15....
Rupanya dia nggak mau pake angka 13 atopun 14.
Yah, mana eikeh tau kalo angka 13 masih dia percaya sebagai angka "angker" :)
No comments:
Post a Comment