Kebetulan penjualnya mangkal deket pengajian abang Nanda dan mas Ang.
Jadi, setiap pulang ngaji, tinggal tunggu laporan abang, "Bunda, singkong kejunya masih banyak. Mau beli nggak?"
Dengan selembar uang 5000 rupiah, kita dapat sekotak singkong keju. Isinya 4 potong.
Rasanya... wuendang tenannnn.
Singkongnya empuk, manis, ditaburi parutan keju (menurut bang Nanda, pake susu juga).
Ini singkong keju yang kami beli tadi malem.
Yang tadi malem, abang Nanda eksperimen, minta susunya yang rasa coklat (...pilihan yang aneh...)
Kalo dipikir-pikir, ternyata saya pemakan singkong. Pasalnya, kalo ada, nggak pernah ditolak (meskipun nggak ada, juga nggak nyari).
...eh, tapi itu doyan apa laper ya?
Ini nih daftar singkong yang saya doyan ...
- singkong goreng --> makan pake rawit
- singkong rebus --> dimakan pake cocolan gula pasir
- ketimus --> jangan lupa kupas dulu daun pembungkusnya (emang saya kambing doyan segala daun?)
- combro --> makan pake rawit
- misro
- peuyeum
- kripik "kusuka"
- kripik singkong gerobak (yang seplastik harganya 3500) --> yang terakhir saya makan, kripik ini bahkan berhasil mematahkan geraham saya. Padahal itu geraham, 2 taun lalu sempat mengalami perawatan dan menghabiskan biaya entah berapa banyak. Pastinya sih banyak, soalnya sampe ada pertanyaan dari bagian 'FA' kantor: apa betul kamu ke dentist A pada bulan B, C. ....ooops... ini sih 'warning halus' bahwa kita udah pake jatah medical gigi "terlalu banyak" wuekekekek.... Dan kerennya, setelah dua tahun berlalu, geraham itu tetep patah -hanya karena keripik singkong 3500 perak! Sebel!
Tapi peristiwa itu tak membuat saya trauma pada singkong.
Makanya saya masih makan singkong keju.
No comments:
Post a Comment