dan lagi-lagi, karena urusan 2 bujang yang sibuknya ngalahin sin chan, kami nggak bisa berangkat di tanggal 31 desember dan melewati moment pergantian tahun 2016 ke 2017 dengan: bobo. bahkan lebih awal dibanding malam yang lain.
iya juga sih, sejak jumat malam, badan rasanya greges2 plus bolak-balik harus ke wc.
itupun sabtu paginya dipaksakan untuk tetap pergi ke daetah serpong ambil stok BPK karena ada yang pesan untuk awal tahun dan gak berani kirim pake kurir karena khawatir jadi lama. biasanya kan begitu kalo 'peak season' sehubungan natal & tahun baru.
Alhamdulillah urusan perbukuan kelar dan bisa bobo siang. tapi tetep juga harus tidur lebih awal karena permintaan kondisi badan.
tanggal 1 januari, Alhamdulillah bangun pagi dengan badan lebih segar. bukan. bukan karena efek tahun baru, tapi karena porsi istirahatnya lebih banyak, hehe....
siap2, dan sekitar dzuhur sudah cuss dari rumah. mampir makan mie ayam mino yang endes untuk makan siang yang dirapel dengan makan pagi, dan langsung masuk tol menuju barat.
[drive to the west]
cuma mampir sekali di rest area untuk beli kopi dan sholat, Alhamdulillah, kami bisa parkir di tempat tujuan kali ini sekitar pukul 5 sore.
thanks to waze dan google map yang telah sukses mengarahkan kami lewat jalur alternatif yang walo rada cross country, kita bisa ngirit waktu banyak. Alhamdulillah.
melihat kemacetannya (tertutama arah balik yang juga berimbas dengan arah dari jakarta), kalo kami pake jalur biasa, rasanya musykil bisa meyaksikan senja pertama yang tenggelam di tahun 2017 dari spot yang sangat indah. Subhanallah walhamdulillah. begitu banyak hal yang harus disyukuri di awal perjalanan 365 hari ke depan. yes, it's really a good start :)
sayangnya, menurut bapak penjaga mercusuar, sekarang pengunjung sudah tidak diperbolehkan naik sampai ke lanai teratas menara suar karena sebelumnya banyak pengunjung nakal yang mencoret-coret dan bahkan pipis di lantai atas menara...
sedih, kesel, dan pengin ngomel. bukan karena gak dibolehkan naik, tapi kesel oleh kelakuan pengunjung nakal yang gak bisa menjaga lingkungan.
paling top, sekarang cuma bisa naik ke lantai 3 karena tangga ke lantai berikutnya ditutup aksesnya...
kesian juga sih, 3 bujang ini gak bisa naik ke atas, tapi ya... tetep aja lebih banyak hal lain yang bisa disyukuri ketimbang 1 hal yang tidak sesuai rencana...
dan hikmahnya, kita bisa duduk lebih awal untuk menyaksikan sunset.
abang, yang lagi hot-hotnya sama kegiatan fotografi, lumayan dapet banyak gambar. apalagi, untuk hal-hal yang menarik minatnya, si sulung gak pernah takut atau malu-malu kucing untuk explore to the max. beda ama saya yang kebanyakan sungkan atau magernya hahaha...
ada bagusnya juga sih dengan minat abang yang belakangan ini, tadinya, rada susah ngajak si sulung jalan (family trip) atas nama: udah-gede-banyak-urusan-sendiri-yang-lebih-menarik-daripada-pergi-ama-emak-baba.
dimana pasal yang sama menular ke si tengah, terlebih setelah masuk sma.
sekarang, kalo diajak, lebih mauan, tujuan buat dia sih jelas: nambahin stok foto, hahahaha
sedangkan buat si tengah: pilihan apa yang dia punya kecuali ikut, dibanding tinggal di rumah, sendirian-tanpacemilan... :D
sejak abang gabung di klub fotografi kampusnya, canon 1000D maenan awal saya yang dulu, otomatis sudah jadi pegangannya. toh belakangan ini, kamera itu juga cuma disimpen di dalam kotak aja dan baru dikeluarin kalo lagi travelling macem gini.
dan karena eos 60D juga lebih banyak dipake bapak -terutama sejak batrei nikonnya pedut dan udah gada yang jual-, saya lebih seneng motret oake kamera hp aja. pake xiaomi redmi dan iphone6 buat saya udah cukup banget. karena selain butuh yang cepet tanpa ribed, keperluan saya juga palingan cuma buat aplod foto bwahahahahaha....
kebayang kan ribednya kalo pake dslr atau bahkan kamera poket, kebanyakan stepnya kalo mo ngaplod.
untuk urusan foto bagus dan serius, biar itu jadi bagian bapak -plus abang sekarang ini-. toh kalo saya yang pegang kamera, banyakan sampahnya daripada bagusnya hahahaha....
seperti biasa, kalo travelling -apalagi shortgetaway macem begini- kami modelan spontan. kepedean gak pernah booking hotel sebelum berangkat. maklum, kalo ngetrip gini, saya dan suami rada males kalo mesti diuber harus tiba di destinasi pada waktu yang udah ditentukan. target waktu pasti ada, tapi gak terlalu mengikat jamnya.
Formula road trip kita adalah:
1. menentukan destinasi. usahakan lebih dari satu destinasi dalam satu jalur perjalanan. sehingga, jika bisa mampir ke semua destinasi tsb ya Alhamdulillah, tapi kalo enggak, kita tetap punya tujuan sekiranya destinasi utama (biasanya yang terjauh secara jarak) nggak tercapai karena terkendala waktu atau kondisi lainnya.
2. menentukan target kapan harus pulang ke jakarta. ini penting, bahkan lebih penting daripada memaksa mencapai destinasi utama. sebage kacung kampret kantoran, juga anak sekolah dan mahasiswa yang punya kewajiban absen masuk, kita harus realistis dengan keadaan ini. maka, jika destinasi utama masih jauh tapi waktu dan kondisi sudah gak memungkinkan, ya harus ikhlas untuk balik jakarta. insya Allah, jika memang diperkenankan Allah, kita akan punya kesempatan lain untuk ke sana.
makanya saya setuju bahwa yang lebih penting dalam travelling adalah perjalanannya (the journey), bukan tujuannya (the destination). nikmati setiap perjalanan, detik demi detik, peristiwa demi peristiwa. nikmati prosesnya, kebersamaannya.
perjalanan (the journey) akan memaksa kita -setiap anggota dalam perjalanan ini- untuk berlatih sabar, toleransi, menghormati serta disiplin. harapan saya, semoga jika kelak 3 bujang ini sudah dewasa dan punya kesempatan bepergian, mereka siap untuk jadi pribadi yang gak menyusahkan dan teman perjalanan yang asik.
sebagai orang tua, saya dan bapak merasa punya keharusan -tentu sesuai dengan kemampuan yang ada- untuk mengenalkan dunia di luar sana kepada anak-anak dan membawa mereka ke tempat-tempat baru, agar pandangan mereka bisa lebih luas, lebih jauh, lebih arif dan lebih mengerti betapa kecilnya manusia di alam raya, di depan ciptaan Allah yang Maha Besar dan Maha Kuasa.
dan sebagai manusia yang gak pernah tahu rahasia Allah, saya dan bapak memiliki kesepakatan dalam diam -sepaham dan sepakat tanpa pernah berdiskusi sebelumnya- untuk sebisa mungkin melakukan perjalanan demi perjalanan pada setiap kesempatan yang ada, bahkan untuk sebuah perjalanan pendek macam ini.
mungkin hal ini tidak selalu dipahami oleh orang lain, termasuk oleh seorang teman yang berkomentar: "loe sih gila itu, nginep cuma satu malem untuk perjalanan 8 jam one way. sama aja ngancurin badan loe sendiri"....
gak man, gue gak gila. this is about journey, we (saya dan hubby) with the kids.
this is not about how long we will spend the time for holiday. this is really about the journey. about the bonding (between kids and parents), about togetherness, about how good you know your brothers or parents. perjalanan seperti ini ibarat karantina, dan kita dipaksa untuk berinteraksi hanya dengan anggota perjalanan dan mencoba adjust satu sama lain agar tercipta kenyamanan yang berimbas kepada diri sendiri.
nilai sebuah perjalanan bukan di berapa lama, atau seberapa jauh... ah, semoga loe ngerti ya man :)
yow, back to the topic, Alhamdulillah, setelah beberapa kali melakukan perjalanan, mereka sudah siap untuk ngebolang. paham konsep perjalanan/road trip ala ortunya. dan siap ketika dikasih ancer2: kalo kita gak dapet penginapan, siap2 tidur di mobil hehehe....
Alhamdulillah, habis makan malem, setelah cek beberapa penginapan seputar anyer yang sudah full, dapet juga 1 kamar di Villa Marina Anyer.
dan berikut, foto2 perjalanan pendek kali ini....
[to be continued]