Friday, June 6, 2008

trah keluarga bapak

Abang Nanda bilang "lucu ya bunda, kok bisa sih susunan bersaudara bunda sama ama bapak, tapi kebalikannya."

Iya sih, saya anak tengah dengan 2 saudara laki-laki, sedangkan bapak anak tengah dengan 2 saudara perempuan. Kebetulan aja, kata saya.

Ketika belum menikah, sering banget dengar cerita tentang mantu perempuan yang gak akur ama mertua, ato tentang mantu perempuan yang gak akur ama ipar-ipar perempuan.
Alhamdulillah, semua itu nggak terjadi pada saya.

Malah kebalikannya, hubungan saya sama ibu mertua baik banget (kebetulan beliau sudah 'sendiri' karena bapak mertua meninggal waktu suami saya masih SMA).
Saya merasakan betul bahwa ibu mertua sangat menghargai dan menghormati independensi saya dan suami. Beliau sangat mendukung langkah-langkah kami dalam berumah tangga. Supportnya terhadap kami, sejak awal kami menikah hingga hari ini, nggak terhitung dan sangat-sangat membantu kami.

Juga ipar-ipar saya. Mereka tuh asik banget. Walopun nggak sering ketemuan, tapi kami kompak banget.

Profil bude Nunus -seorang perempuan pekerja kantoran seperti saya- terasa banget jadi mbakyu saya (yang nggak pernah saya miliki sebelumnya -secara kedua saudara kandung saya laki-laki). Beliau sama seperti mas Uqi -suaminya-, temuo dan bijaksana. Mereka berdua punya 3 anak.
Yang terbesar: Thara (sering kita panggil Anong), udah kelas 1 SMP.
Yang kedua: Tsany, lebih muda sekitar 5 bulan dari abang Nanda, kelas 4 SD.
Yang kecil, Zana, baru masuk TK (kalau ndak salah).
Mereka tinggal di Cibubur, nggak terlalu jauh sama tempat tinggal eyang di Kelapa Dua, Depok.

De Peni -yang sering kita panggil bulik Peni atawa Ik Ni atawa Iik- lebih seperti seorang sahabat perempuan saya (walopun usia kami terpaut sekitar 7 taun). Bersuamikan om Agus yang dinesnya di Kalimantan, baru punya anak satu. Usianya cuma terpaut 1 hari lebih muda dari Fiko, tapi berjenis kelamin perempuan. Namanya Faia.

Jadi cucu eyang semuanya ada 7. 3 dari bude Nunus, 3 dari bapak, dan 1 dari Ik Ni.

Ini foto kita waktu lebaran taun lalu di rumah eyang ...

berdiri belakang ki-ka: pakde Uqi, bude Nunus, om Agus, Faia (digendong Ik Ni), Bulik Peni, bunda, bapak
di barisan depan ki-ka: Tsany, Thara, Zana, Eyang, mas Elang, abang Nanda, kakak Fiko

No comments: